DAMPAK LIMBAH DETERGEN TERHADAP EKOSISTEM LINGKUNGAN
Admin dlh | 09 Mei 2022 | 43519 kali
DAMPAK LIMBAH DETERGEN TERHADAP
EKOSISTEM LINGKUNGAN
Komang Agus Triyasa, A.Md
Detergen merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi rumah tangga. Mencuci dengan menggunakan detergen merupakan satu hal yang sering dilakukan oleh ibu rumah tangga. Limbah detergen industri laundry ini akan menyebabkan turunnya kualitas bahan baku mutu perairan. Hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan keanekaragaman biota air salah satunya kematian beberapa spesies ikan yang berada di ekosistem perairan. Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh berbagai kegiatan masyarakat yang membuang limbah ke dalam perairan maupun daratan tanpa mengetahui akibat yang akan terjadi pada kualitas perairan tersebut, kegiatan rumah tangga dapat membuat pencemaran sehingga mengganggu ekosistem lingkungan sekitar. Detergen dengan bahan-bahan aktifnya mempunyai sifat toksik dan mempunyai efek yang buruk terhadap lingkungan.
Dampak Limbah Air Detergen Terhadap Kesuburan Tanah
Detergen dapat membentuk banyak busa dalam air dan banyak jenis detergen sulit sekali diuraikan oleh enzim-enzim bakteri pengurai sehingga akan tetap utuh dan berbusa. Limbah detergen yang tidak dapat diurai dalam waktu yang singkat ini menyebabkan penurunan tingkat kesuburan tanah dan juga menyebabkan polusi udara karena baunya yang tidak sedap. Selain itu detergen dalam air buangan dapat meresap ke air tanah atau sumur-sumur di masyarakat. Air yang tercemar limbah detergen tidak baik bagi kesehatan karena dapat menyebabkan kanker. Kanker ini diakibatkan oleh menumpuknya surfaktan di dalam tubuh manusia.
Bahan lain yang terkandung dalam detergen adalah filler (pengisi). Filler adalah bahan tambahan detergen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas. Contoh Sodium Sulfat. Sedangkan aditif adalah bahan suplemen atau tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna. Bahan aditif ini sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan daya cuci detergen. Aditif ditambahkan untuk komersialisasi produk atau agar produk dapat menarik perhatian konsumen. Contoh dari aditif adalah enzim, boraks, Natrium Klorida, Carboxy Methyl Cellulose (CMC). Sayangnya diantara zat-zat tersebut ada yang tidak bisa dihancurkan oleh mikroorganisme sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan. Limbah detergen juga menyebabkan pencemaran tanah yang menurunkan kualitas kesuburan tanah yang mengakibatkan tanaman serta membuat cacing menjadi mati. Padahal cacing berfungsi untuk menguraikan limbah organik maupun non organik dan menyuburkan tanah.
Ketika suatu zat berbahaya atau beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya. Berikut merupakan ciri-ciri tanah tercemar:
1. Tanah tidak subur
2. pH dibawah 6 (tanah asam) atau pH diatas 8 (tanah basa)
5. Mengandung logam berat
6. Mengandung sampah anorganik
Pencemaran tanah mempunyai dampak yang cukup mengkhawatirkan dan dapat menyebabkan gangguan besar dalam keseimbangan ekologi dan kesehatan makhluk hidup. Berikut adalah beberapa dampak buruk pencemaran tanah:
1. Turunnya kesuburan tanah yang berakibat pada menurunnya produktifitas tanah. Tanah yang telah terkontaminasi susah bahkan tidak dapat menghasilkan tanaman yang sehat.
2. Tanah akan kehilangan nutrisi alami yang terkandung di dalamnya. Tanaman juga tidak akan berkembang pada tanah tersebut, yang lebih lanjut akan mengakibatkan erosi tanah.
3. Gangguan dalam keseimbangan flora dan fauna yang berada di dalam tanah.
4. Peningkatan salinitas tanah yang akan menyebabkan tanah tandus.
5. Pada umumnya tanaman tidak dapat tumbuh dan berkembang di tanah tercemar. Namun, jika beberapa tanaman berhasil tumbuh maka tanaman ini akan cukup beracun untuk menyebabkan masalah kesehatan yang serius bagi orang yang dekat atau mengkonsumsinya.
6. Debu beracun adalah efek potensial lain dari pencemaran tanah.
7. Polutan tanah akan membawa perubahan dalam struktur tanah, yang akan menyebabkan kematian berbagai organisme penting di dalamnya. Hal ini juga akan mempengaruhi predator yang lebih besar dan memaksa mereka untuk pindah ke tempat lain setelah mereka kehilangan pasokan makanannya beracun untuk menyebabkan masalah kesehatan yang serius bagi orang yang dekat atau mengkonsumsinya.
8. Debu beracun adalah efek potensial lain dari pencemaran tanah.
9. Polutan tanah akan membawa perubahan dalam struktur tanah, yang akan menyebabkan kematian berbagai organisme penting di dalamnya. Hal ini juga akan mempengaruhi predator yang lebih besar dan memaksa mereka untuk pindah ke tempat lain setelah mereka kehilangan pasokan makanannya.
Cara yang paling sederhana mengatasi pencemaran limbah detergen adalah dengan menanami selokan dengan tanaman air yang bisa menyerap zat pencemar. Tanaman yang bisa digunakan, antara lain jaringao, Pontederia cordata (bunga ungu), lidi air, futoy ruas, Thypa angustifolia (bunga coklat), melati air dan lili air. Cara ini sangat mudah, tapi hanya bisa menyerap sedikit zat pencemar dan tak bisa menyaring lemak dan sampah hasil dapur yang ikut terbuang ke selokan. Cara yang lebih efektif adalah membuat instalasi pengolahan yang sering disebut dengan sistem pengolahan air limbah (SPAL). Instalasi SPAL terdiri dari dua bagian, yaitu bak pengumpul dan tangki resapan. Di dalam bak pengumpul terdapat ruang untuk menangkap sampah yang dilengkapi dengan kasa 1 cm persegi, ruang untuk penangkap lemak, dan ruang untuk menangkap pasir. Tangki resapan dibuat lebih rendah dari bak pengumpul agar air dapat mengalir lancar. Di dalam tangki resapan ini terdapat arang dan batu koral yang berfungsi untuk menyaring zat-zat pencemar yang ada dalam limbah deterjen.
PT. Hijau Lestari Prakarsa Utama merupakan perusahaan industri yang bergerak di bidang manajemen lingkungan dan pengelolaan limbah (limbah B3 atau limbah Non-B3), berkut karakteristik dan dampak limbah non B3 terhadap Lingkungan.
Menurut kamus KBBI limbah ialah benda yang sudah tidak memiliki nilai dan tidak memiliki manfaat atau tidak berguna. Masyarakat menganggap bahwa limbah adalah sampah tetapi sebenarnya sampah dan limbah merupakan dua hal yang berbeda. Sampah ialah barang atau benda sisa dari kegiatan sehari – hari manusia, contohnya sampah botol minum, sampah plastik, dan lain – lain. Sedangkan limbah, merupakan sisa dari kegiatan membuat suatu barang atau (production item), limbah ini jauh lebih berbahaya dari sampah. Jika limbah tersebut dialirkan ke arus sungai atau perairan maka limbah dapat memusnahkan ekosistem di air, contohnya seperti ikan. Bodybuilder simulator codes (january 2024) anavar cost ap photos: northeast india holds female bodybuilders contest Meskipun limbah adalah benda yang tidak bernilai, tapi ternyata tidak semua limbah tidak dapat digunakan kembali. Karena pada kenyataannya ada beberapa limbah yang dapat digunakan kembali melalui proses pengolahan. Kegiatan ini juga disebut dengan daur ulang Contoh limbah yang dapat dimanfaatkan kembali yaitu limbah bangunan, limbah kertas, hingga limbah elektronik.
Limbah non B3 merupakan sisa suatu usaha atau kegiatan berupa sisa, sekrap, atau reja yang tidak termasuk dalam klasifikasi atau kategori limbah bahan berbahaya dan beracun.
Adapun Karakteristik dari limbah non-B3, antara lain ;
Hubungi Kami PT Hijau Lestari Prakarsa Utama
adapun dampak limbah non B3 yang ditimbulkan untuk lingkungan yaitu pencemaran air serta merusak ekosistem perairan, menimbulkan banjir, kesehatan kulit yang menimbulkan jamur pada kulit, dan udara yang terkontaminasi oleh aroma tidak sedap. Sehingga memang diperlukan adanya perhatian dan kesigapan masyarakat Indonesia dalam menangani hal ini. PT. Hijau Lestari Prakarsa Utama sangat mendukung pengelolaan limbah baik limbah B3 ataupun Limbah Non-B3 untuk menjaga negara Indonesia lebih baik dan bersih.
Budi Prasetya 2311600916
Dalam dinamika sosial masyarakat, dalam kontek " Manusia Nista " yang menyoroti perilaku individu yang menciptakan dampak negatif pada lingkungan sosial di sekitarnya. fenomena ini telah menyebabkan pergeseran signifikan dalam struktur dan interaksi sosial dan mempengaruhi keseimbangan dan keberlangsungan komunitas.
perilaku dan sikap manusia nista dapat mengakibatkan distorsi nilai, kerusakan jaringan sosial dan ketidakstabilan dalam hubungan antarindividu. Dampak meluas dari tingkat personal hingga menciptakan ketegangan dalam struktur masyarakat yang lebih luas.
Menurut penulis Ilmu Hitam atau sering disebut juga sebagai sihir hitam atau ilmu gaib, adalah suatu praktik atau kepercayaan yang melibatkan penggunaan kekuatan supranatural untuk tujuan yang sering kali dianggap negatif atau berbuat jahat.
menurut penulis terkait opini masyarakat terhadap dampak ilmu hitam pada lingkungan sosial yaitu :
1. Ketakutan dan Stigma : Masyarakat seringkali merasa takut dan menaruh stigma terhadap praktik ilmu hitam karena dianggap berpotensi merugikan dan menciptakan ketidakstabilan dalam lingkungan sosial.
2. Kecurigaan dan Ketidakpercayaan : Dampak Ilmu hitam dapat menciptakan kecurigaan dan ketidakpercayaan antar individu dalam masyarakat dan mempengaruhi hubungan dan interaksi sosial.
3. Perpecahan dan Konflik : Praktik ilmu hitam dapat memicu perpecahan dan konflik dalam masyarakat karena adanya perbedaan keyakinan
4. Penindasan dan pemisahan : Adanya kekhawatiran bahwa ilmu hitam dapat digunakan untuk tujuan penindasan dan pemisahan dalam masyarakat. menciptakan ketidaksetaraan dan kerentanan bagi individu tertentu.
Opini ini sering kali didasarkan pada keyakinan moral dan etika masyarakat yang menolak praktik yang dianggap sangat merugikan.
Berdasarkan data yang sahih dan terpercaya terkait praktik ilmu hitam, sering kali sulit untuk di peroleh karena sifatnya yang sering tersembunyi atau dianggap tabu. namun beberapa informasi yang bisa dijadikan landasan dalam masyarakat terkait ilmu hitam termasuk di bawah ini :
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Dampak Pencemaran Limbah Cair Terhadap Lingkungan
Bumi kaya akan sumber daya alam yang bersumber air, tanah dan udara. Namun diantaranya air merupakan sumber daya alam yang terpenting bagi manusia. Karena kapasitas permukaan bumi yang dua pertiganya didominasi oleh sumber daya air, serta kebutuhan manusia yang komponen tiap manusia terdiri dari 60-70% air.
Air terdapat dimana saja di permukaan bumi, juga jumlah airnya tetap hanya saja diolah bentuk melalui siklus air melalui proses alami yang berkelanjutan baik dari alam maupun siklus pengolahan buatan dari manusia. Siklus alami dimana pola air di lautan, laut, danau, sungai dan lainnya menguap setelah menjadi proses kondensasi dan presipitasi kemudian kembali lagi jatuh kembali ke bumi dalam bentuk hujan atau salju yang diturunkan oleh awan yang sebenarnya merupakan bentuk gumpalan uap air. Sedangkan, ada juga siklus air yang berawal dari penggunaan air bersih (potable water) dari sumber-sumber alami air seperti sungai, laut, danau, dll kemudian dipakai untuk kebutuhan rumah tangga domestik dan produksi hingga limbah dari domestik dan pabrik tersebut disalurkan kembali ke sumber air utama.
Namun, permasalahan serius terdapat pada hasil penggunaan air pada aktivitas domestik dan pabrik. Sering kali hasil olahan dari aktivitas manusia tersebut mengancam keberadaan air di bumi karena mengandung polutan yang mencemar. Perubahan sifat fisik, kimia atau biologis dari yang awalnya aman untuk digunakan untuk kebutuhan konsumtif rumah tangga kemudian menimbulkan konsekuensi yang merugikan bagi organisme hidup di air bahkan untuk makhluk hidup di darat maupun udara, terutama manusia yang berakibat pada krisis air.
Dampak Pencemaran Limbah Cair Terhadap Lingkungan
Dilansir dari Encyclopedia Britannica, pencemaran atau polusi air adalah pelepasan zat berbahaya bagi ekosistem yang dilepaskan ke permukaan air seperti danau, sungai, muara dan lautan. Pencemaran itu sendiri dapat dikategorikan menjadi dua jenis yakni:
dimana sumber ini berasal dari pelepasan limbah atau produk sampingan berbahaya yang dialirkan langsung ke sumber air terdekat tanpa adanya pengolahan. Limbah cair ini bisa berasal dari limbah domestik seperti rumah tangga, hospitality seperti hotel, atau rumah sakit. Limbah domestik ini dapat berupa kotoran, atau zat kimia dari sabun, detergen, obat, zat kimia dari hasil pencucian alat kesehatan rumah sakit dan lainnya. Sedangkan limbah cair pabrik merupakan limbah hasil produksi produk yang berbentuk cair dan mengandung zat kimia yang berbahaya dan merusak lingkungan dan langsung begitu saja dilepaskan di saluran air.
berupa polutan atau bahan pencemar yang masuk ke aliran air melalui tanah, air tanah atau yang dilepaskan di udara secara langsung berbentuk hujan asam dan lainnya. Contoh badan air yang tercemar dapat berbentuk zat, mikroorganisme patogen, limbah organik yang bisa membusuk, nutrisi tanaman, bahan kimia beracun, endapan, uap panas, minyak bumi, zat radioaktif dan lainnya yang secara tidak langsung dibuang ke aliran air seperti di permukaan tanah yang kemudian dapat menguap ke udara.
Pencemaran ini memiliki banyak dampak negatif bagi ekosistem terutama pada manusia seperti penyakit seperti tifus, kolera, hepatitis, dan lainnya jika air yang tercemar tersebut mengandung zat-zat tercemar. Efek negatif bagi ekosistem bisa merusak rantai makanan, karena mencemari hewan air, ataupun makhluk hidup darat yang mengkonsumsi air. Dampak yang berakibat fatal adalah berkurangnya pasokan makanan hewani manusia. Serta, Eutrofikasi yang terjadi karena masuknya bahan kimia pada badan air sehingga mendorong pertumbuhan alga yang merusak permukaan air di bumi.
Pencemaran-pencemaran ini dapat dikendalikan jika pelaku pengguna air dapat mengontrol air cemar tersebut. Beberapa cara dapat dilakukan, diantaranya adalah instalasi pengolahan limbah air pada perumahan ataupun perusahaan maupun industri hospitality dengan menyaring air limbah domestik tersebut sebelum dibuang ke sumber air utama. Kemudian untuk industri, yang dimana Baku Mutu air limbah industri diatur oleh beberapa peraturan. Ha-hal tersebut dapat dilakukan dengan penggunaan Teknologi Membrane Bioreactor (MBR).
MBR atau Membrane Bioreactor adalah teknologi dengan kombinasi proses membran seperti mikrofiltrasi (microfiltration) atau ultrafiltrasi (ultrafiltration) dengan proses pengolahan air limbah biologis, proses lumpur aktif menghasilkan air bersih yang dapat kembali digunakan untuk aktivitas produksi. Teknologi ini sekarang banyak digunakan untuk pengolahan air limbah kota dan industri, baik untuk aktivitas domestik maupun aktivitas industri.
WhatsApp: +62823-4811-4479
return generate_breadcrumb();
Terjadi kesalahan. Tunggu sebentar dan coba lagi.