Harga 1 Lot Saham ANTM

Nama PT Aneka Tambang Tbk (Antam) tentu sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia. Perusahaan tambang yang satu ini mulai IPO pada 27 November tahun 1997 dengan harga saham sebesar Rp1.400 per lembar. Per tanggal 8 Mei 2023, saham ANTM ini dijual dengan harga Rp 2.070 per lembar atau Rp207.000 per lot.

Baca juga: Daftar Saham Tambang di Indonesia Tahun 2023

Video: Prabowo Sebut Orang Kecil Main Saham Kayak Judi, Apa Iya?

Sejak tahun 2022 lalu, sektor basic mineral atau perusahaan penyedia bahan baku menjadi salah satu sektor unggulan IHSG. Salah satu saham unggulan di sektor ini adalah saham yang diterbitkan oleh perusahaan pertambangan milik negara, PT Aneka Tambang Tbk dengan kode Saham ANTM. Yuk, simak profil saham, harga saham serta laporan keuangan di tahun 2022 berikut ini!

PT Aneka Tambang Tbk adalah perusahaan tambang hasil merger antara beberapa perusahaan tambang milik negara pada tahun 1968. Saat ini, diantara 1.230.769.000 lembar saham PT. Aneka Tambang tbk, 65% diantaranya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia, sementara 35% sisanya dimiliki oleh investor publik. Perusahaan ini paling dikenal sebagai salah satu produsen emas terbesar di Indonesia dengan memiliki 15 butik emas yang tersebar di 11 kota besar di seluruh Indonesia. Selain emas, ANTM juga merupakan perusahaan yang menambang bauksit, nikel, perak dan berbagai sumber daya alam lainnya. Boleh dikatakan bahwasanya ANTM juga merupakan salah satu emiten yang cukup rajin membagikan dividen.

Dalam laman resminya, perusahaan ini berkomitmen untuk menyisihkan setidaknya 30% dari laba tahunan mereka untuk dibagikan kepada investor setiap tahun, kecuali jika ada keputusan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang meminta sebaliknya. Pada pertengahan tahun 2022 lalu, perusahaan ini membagikan dividen sebesar Rp930.87 miliar rupiah atau 50% dari laba bersih tahunan mereka di tahun 2021. Dari total dividen ini, investor memperoleh sebesar Rp38.73 per lembar sahamnya. Selain pembagian dividen, ANTM juga beberapa kali melakukan corporate action lainnya.

Pada paruh kedua tahun 2015 misalnya, ANTM memutuskan untuk menerbitkan right issue atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Dari proses penerbitan saham baru ini, ANTM berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp5,3 triliun. Uang tersebut utamanya digunakan untuk membangun fasilitas produksi feronikel di Halmahera Utara dan modal kerja perseroan.

Jenis corporate action lain yang juga dilakukan oleh Antam adalah stock split atau pemecahan saham dengan rasio harga tertentu. Pada tahun 2007, manajemen perusahaan ini memutuskan untuk melakukan pemecahan saham karena harga saham ANTM ketika itu dinilai terlalu tinggi, sehingga tidak likuid. Perusahaan ini lantas memecah sahamnya dengan rasio 1:5, sehingga saham yang sebelumnya dijual dengan harga Rp13.250 per lembar menjadi Rp2.650 per lembar.

Sebagai salah satu perusahaan tambang terkemuka di Indonesia, perusahaan yang kini dibawah Mind Id atau PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) ini juga terus melakukan inovasi. Sejak tahun 2021 misalnya, perusahaan ini sudah membuka penjualan emas batangan di aplikasi online marketplace. Sebelumnya, untuk membeli emas Antam secara online, kamu harus mengaksesnya melalui laman logammulia.com.

Baca juga: Daftar Saham Blue Chip di Indonesia Tahun 2023

EMAS 1.517.000   0   0,00%

USD/IDR 15.999   -70,00   -0,44%

IDX 7.325   -69,45   -0,94%

KOMPAS100 1.108   -12,29   -1,10%

LQ45 866   -9,18   -1,05%

ISSI 225   -1,80   -0,79%

IDX30 443   -4,72   -1,05%

IDXHIDIV20 533   -5,21   -0,97%

IDX80 126   -1,29   -1,01%

IDXV30 131   -0,17   -0,13%

IDXQ30 147   -1,21   -0,81%

{{ vm_calculate_per(vd_modal.plan.code).per_adjusted_decimal }}

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pertambangan emas, nikel, dan mineral lainnya yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) terpantau melonjak pada perdagangan sesi I Selasa (13/2/2024), di tengah lesunya Indeks Hagra Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini.

Hingga pukul 12:00 WIB, saham ANTM melonjak 6,83% ke posisi Rp 1.565/unit. Saham ANTM bergerak di rentang harga Rp 1.485 - Rp 1.580.

Bahkan, saham ANTM menjadi saham yang turut menahan koreksi IHSG pada sesi I hari ini, yakni mencapai 2,05 indeks poin.

Saham ANTM sudah ditransaksikan sebanyak 16.288 kali dengan volume sebesar 88,07 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 135,89 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 37,61 triliun.

Hingga pukul 12:00 WIB, di order bid atau beli, pada harga Rp 1.565/unit menjadi antrean beli yang paling banyak pada sesi I hari ini yakni mencapai 17.702 lot atau sekitar Rp 2,8 miliar.

Sementara di order offer atau jual, pada harga Rp 1.590/unit menjadi antrean jual yang paling banyak pada sesi I hari ini yakni mencapai 42.891 lot atau sekitar Rp 6,8 miliar.

Belum diketahui penyebab pasti melesatnya saham ANTM pada sesi I hari ini. Namun, saham ANTM sempat merana pada periode perdagangan 31 Januari-7 Februari 2024.

Saat itu, saham ANTM terpuruk setelah perseroan menyampaikan laporan kuartalan periode kuartal IV-2023 yang dipublikasikan pada 31 Januari 2024.

Antam mencatatkan penurunan penjualan tiga produk andalannya yakni emas sebanyak 25%, feronikel terkoreksi 16%, dan perak 18% pada 2023 dibanding 2022. Penurunan tersebut sejalan dengan produksinya yang juga berkurang dibanding tahun sebelumnya.

Sementara tiga komoditas Antam lainnya yakni bijih nikel, bauksit, dan alumina mengalami kenaikan penjualan.

Dalam laporan keuangan kuartalan tersebut, komoditas emas yang menjadi andalan Antam mengalami penurunan penjualan 25,27% menjadi 26,129 kg dari tahun sebelumnya 34.967 kg.

Produk andalan Antam lainnya yakni feronikel juga terkoreksi 16,82% dari 24.210 ton menjadi 20.138 ton, dan penjualan perak turun 19,68% dari 11.470 kg menjadi 9.213 kg.

Merosotnya penjualan tersebut sejalan dengan produksinya yang juga turun. Sepanjang 2023, produksi emas Antam berkurang 4,73% dari 1.268 kg menjadi 1.208 kg dan produksi feronikel turun 11,76% dari 24.334 ton menjadi 21.473 ton, sementara produksi perak bertambah dari 8.203 kg menjadi 8.267 kg.

Sementara itu, penjualan bijih nikel, bauksit dan alumina Antam (ANTM) sepanjang 2023 masih mencatatkan kenaikan. Penjualan bijih nikel Antam meningkat dari 7 juta ton pada 2022 menjadi 11,71 juta ton di 2023, disusul bauksit dari 1,24 juta ton menjadi 1,49 juta ton, dan alumina dari 143.990 ton menjadi 146.238 ton.

Pada periode sama, produksi bijih nikel Antam juga bertambah menjadi 13,45 juta ton dari 8,62 juta ton di 2022, disusul komoditas bauksit yang produksinya naik menjadi 2,01 juta ton pada 2023 dari tahun sebelumnya 1,65 juta ton, serta alumina dengan peningkatan produksi dari 151.565 ton menjadi 160.940 ton.

Manajemen Antam menyebut, produksi bauksit yang sebanyak 2,01 juta ton pada 2023 ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pabrik alumina dan penjualan kepada pelanggan pihak ketiga, dan produksi bijih nikel 13,45 juta ton pada tahunn lalu digunakan sebagai bahan baku pabrik feronikel Antam, serta penjualan kepada pelanggan domestik.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

Saksikan video di bawah ini:

Laporan Keuangan ANTM 2022

Meskipun harga sahamnya menunjukkan penurunan yang cukup kuat sepanjang paruh awal tahun 2022, namun kondisi keuangan ANTM relatif lebih baik dibandingkan dengan tahun 2021. Hasil penjualan perusahaan ini sepanjang tahun 2022 meningkat sebesar 19% dari Rp38,45 triliun pada tahun 2021 menjadi Rp45,93 triliun pada tahun 2022.

Tidak hanya penjualan, laba bersih perusahaan ini juga meningkat sebesar 105% dari Rp1,86 miliar pada tahun 2021 menjadi Rp3,82 triliun pada tahun 2022. Emas dan nikel masih menjadi dua komoditas tambang ANTM dengan volume dan nilai penjualan tertinggi pada tahun 2022. Penjualan logam mulia emas berhasil berkontribusi terhadap 69% pendapatan perusahaan dengan nilai volume penjualan 34,97 ton emas, total penjualan mencapai Rp31,63 triliun. Pada tahun 2022, produksi emas Antam juga menjadi total produksi tertinggi sepanjang masa dengan volume mencapai 1,27 ton emas.

Nikel disisi lain, berhasil menjadi posisi kedua dengan nilai penjualan sebesar Rp6,85 triliun atau sebesar 15% dari total pendapatan perusahaan. Baik penjualan emas, nikel, maupun bahan tambang lainnya pada tahun 2022 perusahaan ini fokus pada pasar domestik yang memang menunjukkan tren peningkatan pada dua segmen tersebut.

Baca juga: Contoh & Cara Analisis Fundamental Saham

Kamu dapat membeli saham Antam di aplikasi Alpha Investasi:

Baca juga: Tips & Cara Beli Saham untuk Pemula

PT Cibaliung Sumberdaya (Eksplorasi, Konstruksi dan Pengembangan Tambang, Penambangan, Produksi, Pengolahan dan Pemurnian, Pengangkutan dan Penjualan di Industri Emas - 100%) PT International Mineral Capital (Jasa dan Perdagangan - 100%) PT Gag Nikel (Eksplorasi dan Operator Tambang (kepemilikan Tidak Langsung) - 100%) PT Citra Tobindo Sukses Perkasa (Eksplorasi dan Operator Tambang Batubara (kepemilikan Tidak Langsung) - 100%) PT Feni Haltim (Perdagangan, Pembangunan dan Jasa (kepemilikan Tidak Langsung) - 100%) PT Borneo Edo International Agro (Perkebunan, Perindustrian, Pengangkutan Hasil Perkebunan, Perdagangan dan Jasa (kepemilikan Tidak Langsung) - 100%) PT Gunung Kendaik (Pembangunan, Perdagangan, Perindustrian, Pertanian, Pengangkutan Darat, Jasa, Pertambangan dan Percetakan (kepemilikan Tidak Langsung) - 100%) PT Nusa Karya Arindo (Jasa Pertambangan Mineral dan Batubara (kepemilikan Tidak Langsung) - 100%) PT Sumberdaya Arindo (Jasa Pertambangan Mineral dan Batubara (kepemilikan Tidak Langsung) - 100%) PT Antam Energi Indonesia (Jasa, Perdagangan, dan Perindustrian (kepemilikan Tidak Langsung) - 100%) PT Kawasan Industri Antam Timur (Jasa Manajemen Kawasan Industri (kepemiikan Tidak Langsung) - 100%) PT Indonesia Chemical Alumina (Pengolahan dan Pemurnian Hasil Tambang Bauksit Menjadi Produk Alumina, Pengangkutan, Perdagangan dan Pendistribusian Produk Alumina - 100%) Asia Pacific Nickel Pty. , Ltd. (Perusahaan Investasi - 100%) PT Indonesia Coal Resources (Perdagangan, Transportasi dan Jasa Tambang Batubara - 100%) PT Antam Resourcindo (Eksplorasi dan Operator Tambang - 99.98000336%) PT Mega Citra Utama (Konstruksi, Perdagangan, Perindustrian, Pertanian dan Pertambangan - 100%) PT Abuki Jaya Stainless Indonesia (Pengolahan Stainless Steel - 100%) PT Borneo Edo International (Pembangunan, Perdagangan, Perindustrian, Pertanian dan Pertambangan - 100%) PT Dwimitra Enggang Khatulistiwa (Eksplorasi dan Operator Tambang - 100%)

Berinvestasi dalam saham memerlukan penelitian yang komprehensif: Anda harus mempelajari dengan cermat seluruh data yang tersedia, antara lain keuangan perusahaan, berita terkait, dan analisis teknikalnya. Jadi analisis teknikal untuk ANEKA TAMBANG menunjukkan peringkat beli untuk hari ini, dan peringkat 1 minggunya adalah pembelian. Karena kondisi pasar yang rentan terhadap perubahan, sebaiknya anda melihat lebih jauh ke masa depan — berdasarkan peringkat 1 bulan, saham ANEKA TAMBANG menunjukkan sinyal beli. Lihat selengkapnya tentang

untuk analisis yang lebih komprehensif.

Jika anda masih ragu, cobalah untuk mencari inspirasi di

Harga Saham ANTM dari Tahun ke Tahun

Sepanjang paruh awal tahun 2022, harga saham PT Aneka Tambang Tbk menunjukkan tren penurunan yang cukup kuat. Harga ANTM turun dari Rp2.900 per lembar hingga mencapai titik terendah di Rp1.750 per lembar pada Juli tahun 2022 lalu. Baru setelah Juli, harga saham berkode ANTM ini kembali meningkat secara perlahan. Kenaikan dan penurunan harga bukan hal yang baru pada saham ANTM.

Setelah sempat naik tajam pada awal dekade tahun 2000-an hingga mencapai harga Rp4.250 per lembar, harga saham Antam sempat anjlok pada tahun 2008 menyusul terjadinya krisis finansial dunia pada saat itu.

Sempat naik kembali sesudah krisis mereda, harga saham ANTM kembali mengalami penurunan sejak pertengahan tahun 2010 hingga lembahnya mencapai Rp314 per lembar pada 27 November 2015.

Baca juga: Berikut Harga Saham BBCA dalam 1 Lot, Tertarik untuk Membeli?